Belajar dari Sisi Kebangkrutan Sebuah Perusahaan
Puluhan perusahaan di dunia bisa mengalami kebangkrutan. Hal yang
mungkin terjadi dan dapat menimpa setiap perusahaan adalah kebangkrutan.
Bahkan beberapa perusahaan besar dunia seperti WorldCom, Enron, Eastman
Kodak Corporation, General Motors, dan Lehman Brothers mengalaminya. Di
Indonesia sendiri kebangkrutan menghampiri perusahaan seperti Batavia
Air, Mandala, serta beberapa perusahaan milik konglomerat Bakrie.
keruntuhan yang dialami perusahaan disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain terlilit utang,
ekspansi yang berlebihan, penipuan yang dilakukan ceo, dan masih banyak
lagi. di balik kebangkrutan yang melanda beberapa perusahaan, ada
hikmah yang dapat anda ambil. anda bisa menerapkan...
pelajaran finansial
berharga dalam mengatur keuangan pribadi anda. meskipun, volume serta
jumlah keuangan perusahaan dan pribadi berbeda jauh, ada beberapa
pelajaran finansial berharga yang bisa dipetik akibat bangkrutnya suatu
perusahaan.Pelajaran Pertama : Mengambil terlalu banyak pinjaman akan menuju kehancuran
Salah satu perusahaan maskapai besar di Indonesia, Batavia Air
mengumumkan bahwa maskapai tersebut resmi ditutup. Di tahun 2003 kasus
pailit menghampiri mereka. Penyebab bangkrutnya maskapai ini adalah
tidak bisa membayar utang karena ‘force majeur’. Batavia Air memiliki
utang yang hampir mencapai Rp 2,5 triliun. Salah satu penyebab utang
yang besar tersebut disebabkan Batavia Air menyewa pesawat Airbus dari
International Lease Finance Corporation (ILFC) untuk angkutan haji.
Namun apa daya, mereka tidak mampu melakukan pembayaran. Ujung-ujungnya
pesawat yang sudah disewa pun menganggur dan tidak dapat dioperasikan
untuk menutup utang.
Melalui kasus di atas, Anda bisa memetik pelajaran finansial
berharga. Jangan terlalu memaksakan diri untuk pengajuan pinjaman ke
beberapa bank maupun lembaga keuangan apabila keuangan Anda belum
mencukupi. Kebutuhan memang banyak seperti membeli rumah, mobil, asuransi dan lainnya. Namun, apa salahnya bersabar hingga
memiliki dana yang cukup. Apabila Anda tidak berhati-hati dalam mengatur
pinjaman maka Anda akan diserbu utang tiada henti. Akibatnya,
perlahan-lahan kondisi finansial Anda akan ambruk dan siap-siaplah
dikejar debt collector apabila tak lagi mampu membayar semua pinjaman.
Pelajaran Kedua : Memiliki dana likuiditas yang memadai
Siapa bilang bank besar dengan reputasi mumpuni tidak dapat bangkrut?
Washington Mutual (WaMu) Bank menjadi satu kisah yang menunjukkan
bagaimana sebuah bank besar runtuh begitu saja akibat keserakahan dan
salah urus. Pada musim gugur 2008 WaMu harus ditutup. Setelah dijalankan
selama 10 hari di bank pada akhir September 2008, dengan jumlah
penarikan lebih sebesar $ 16 miliar USD. Hal ini disebabkan oleh arus deposito yang keluar hampir 9% dan membuat WaMu ketar-ketir karena memperpendek
waktu mereka untuk menemukan modal baru, meningkatkan likuiditas atau
menemukan mitra ekuitas.
Dalam hal ini, pelajaran finansial berharga yang diambil ialah dalam
kondisi apa pun Anda harus memiliki dana likuiditas yang memadai. Dengan
begitu segala kebutuhan darurat untuk memenuhi biaya tak terduga
seperti kehilangan pekerjaan, biaya medis dan lainnya bisa teratasi.
Hindari meletakkan semua uang Anda dalam investasi. Paling tidak
sisihkan sepertiga penghasilan Anda untuk disimpan dalam rekening tabungan yang mudah dicairkan kapan saja.
Pelajaran Ketiga : Tak ada jalan pintas menuju kekayaan
Hakikatnya untuk meraih kesuksesan dan kekayaan diperlukan
perjuangan. Penipuan yang dilakukan CEO WorldCom, Bernard Ebbes
menyebabkan kebangkrutan pada perusahaan telekomunikasi yang
dipimpinnya. Sehingga aset perusahaan senilai US$ 103,9 miliar raib. Hal
ini diakibatkan mantan CEO WorldCom Bernard Ebbers terbukti melakukan
penipuan dan harus mendekam di penjara federal selama 25 tahun.
Nyatanya, kasus kebangkrutan karena penipuan oleh CEO dialami juga oleh
Bank Investasi Lehman. Laporan kepailitan mengungkap berbagai klaim
skandal para pejabat Lehman dan auditornya Ernst & Young telah
melakukan penipuan.
Bisa dipetik pelajaran finansial berharga bahwa bagaimanapun untuk
menjadi kaya harus ada usaha dan kerja keras. Menipu dan bermain ‘kotor’
seperti yang dilakukan para CEO di atas demi meraup harta miliaran
rupiah adalah cara yang salah. Lupakan bermain curang, pemalsuan resume
hingga penggelapan uang ketika anda terdesak dalam masalah keuangan.
Selalu buat reputasi personal yang baik di dalam perusahaan maupun
lingkungan sosial.
Pelajaran Keempat : Beradaptasi demi kompetisi
Kodak, perusahaan yang menjadi pelopor kamera di Amerika Serikat,
jatuh bangkrut. Perusahaan legendaris ini mengajukan perlindungan pailit
sebagai akibat tidak mampu mengikuti era digital. Akibatnya, Kodak
harus gulung tikar karena pasar sudah berpaling kepada
perusahaan-perusahaan lain yang memproduksi kamera digital. Di
Indonesia, Maskapai Bouraq menemui kegagalan akibat terlalu fokus pada
penerbangan rute Indonesia Timur. Semakin banyak penerbangan yang
muncul, yang juga mengembangkan rute Indonesia Timur, lama kelamaan rute
ini semakin padat. Dan Bouraq akhirnya tidak bisa berkembang.
Untuk bertahan dalam kondisi ekonomi yang sulit, Anda harus mampu
untuk beradaptasi. Bukannya malah berdiam diri dan menyalahkan keadaan.
Mulailah untuk melek investasi dan membuka mata pada iklim ekonomi.
Dengan mengembangkan sayap pada investasi serta memiliki aset berharga
untuk masa depan, Anda tidak akan tergerus pada kebangkrutan.
Pelajaran Kelima : Investasi bukan untuk coba-coba
Dengan model bisnis yang kompleks, Enron telah berhasil menipu para
pemegang saham melalui dana pensiun dan investor institusi lainnya
selama bertahun-tahun. Perusahaan energi ini menghapus nilai pasar
sahamnya senilai US$ 78 miliar dan menyebabkan mantan presiden Enron,
Jeff Skilling dihukum 24 tahun penjara. Keuangan yang tidak transparan
dan menyebabkan para investor harus kehilangan sejumlah uangnya
menjelaskan sebuah pelajaran finansial berharga.
Kutipan dari Warren Buffet, “Jangan pernah berinvestasi dalam bisnis
yang tidak Anda mengerti” seratus persen benar. Untuk apa Anda
repot-repot berinvestasi jika instrumen yang diambil sulit dimengerti.
Padahal ada pilihan beragam instrumen investasi yang lebih aman dan
mudah untuk dijalankan. Misalnya, reksadana, saham, emas dan sebagainya.
Penting diketahui sebelum mengambil keputusan tersebut Anda harus paham
dulu risiko dan cara kerja investasi yang diambil.
Kebangkrutan yang dialami oleh perusahaan menimbulkan beberapa
pelajaran finansial berharga. Pelajaran ini berlaku bagi sebagian besar
individu. Baik untuk investor muda maupun yang sudah berpengalaman dalam
menangani profesional pasar.
Referensi :
www.aturduit.com
0 comments